top of page

Multilingualisme di Maroko

Writer's picture: Fauzi IbrahimFauzi Ibrahim

Maroko, negara yang belakangan ini viral dikarenakan Piala Dunia 2022 yang dilaksanakan di Qatar, banyak menuai perhatian belakangan ini. Masuknya mereka ke fase semifinal mendapat banyak pujian dan sanjungan, bahkan jersey mereka menjadi bahan buruan bagi para kolektor jersey. Mega bintang yang bertaburan di Maroko juga menjadi titik cerah untuk disimak, mulai dari Hakim Ziyech yang bermain untuk Chelsea, Sofyan Amrabat untuk Fiorentina dan penjaga gawang fenomenal Yassinne Bounou yang bermain untuk klub Spanyol, Sevilla.


( Sumber foto: google)


Perhatian tersebut menjadi sebuah euphoria sekaligus dramatisir bagi khalayak. Mereka dibuat bingung, apakah Maroko merupakan negara bagian Arab atau Afrika. Pertanyaan tersebut juga menjadi memanas setelah Sofaine Boufal mempresentasikan dirinya sebagai orang Arab dan melupakan Afrika sebagai regionalnya. Namun statement tersebut sudah diklarifikasi dengan permohonan maaf kepada yang bersangkutan.


Menarik ke belakang, Maroko memang memiliki sejarah yang dalam. Byzantium, Dinasti Umayyah hinga orang-orang kulit putih pun masuk menjadi bagian dari sejarah berdirinya negara Maroko. Terakhir Maroko dijajah oleh 2 bangsa Eropa, Spanyol dan Perancis. Peristiwa tersebut terjadi di abad ke 20 sampai merdekanya Maroko di tahun 1956. Dari regional hingga banyaknya kebudayaan yang masuk Maroko meresmikan Bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya, namun walaupun begitu bukan berarti Bahasa Arab menjadi bahasa satu-satunya.


Adanya percampuran budaya membuat Maroko menjadi negara dengan multilingualisme. Dilansir dari thenationalnews bahwa bahasa yang banyak digunakan di Maroko ialah Bahasa Darija, yang mana dikenal sebagai street Arabic. Darija merupakan Bahasa Arab khas yang hanya dimiliki orang Maroko, sehingga tak jarang orang Arab aslipun sering dibuat pusing dan tidak mengerti dengan apa yang diucapkan. Selain Darija, bahasa kedua yang sering digunakan ialah Bahasa Amazikh, yang mana bahasa tradisional dari suku asli Maroko. Suku tersebut ialah suku Amazikh, atau biasa juga disebut sebagai suku Berber. Lebih lanjut bahasa yang sering digunakan ialah Bahasa Perancis dan Bahasa Spanyol. Dimana sudah dibahas di atas bahwa kedua bangsa ini pernah menjajah Maroko di abad ke 20 dan tidak aneh juga jika mereka terbiasa menggunakan bahasa Spanyol dikarenakan memang secara geografi memang mereka dekat dengan negara tersebut, hanya dipisahkan dengan Selat Gibraltar.


Adapun hal menarik yang terjadi di Piala Dunia 2022 kemarin ialah bahwa dilaporkan oleh media lokal di sana bahwa mereka berkomunikasi satu sama lain menggunakan Bahasa Inggris untuk menghindari kesalahpahaman satu sama lain, hal ini terjadi dikarenakan banyaknya pemain mereka yang bermain abroad sehingga sudah familiar dengan Bahasa Inggris.

18 views0 comments

Comentarios


bottom of page